Rabu, 28 Maret 2012

Menag Minta Subsidi BBM Tepat Sasaran

Cirebon (Pinmas)--Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meminta kepada pemerintah agar subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) tepat sasaran. Pasalnya subsidi BBM hanya diperuntukan bagi kalangan menengah kebawah, tidak untuk orang kaya. "Saya berharap subsidi BMM bisa tepat sasaran, tepat waktu dan tepat guna," ujar Menag dihadapan ribuan alumni Ponpes Gontor, di Cirebon, Minggu, (25/3) pagi.
Hadir dalam acara silaturrahmi nasional alumni Gontor, ulama, tokoh, pejabat, diantaranya, Menag didampingi Prof. Nur Syam (Dirjen Pendis), Dede Rosyada (Direktur PTAI), Dedi Zubaidi (Derektur Madrassah), Ace Syaefuddin (Direktur Pontren), KH Zarkasyi (Pengasuh Utama Gontor), Arief Natadiningrat (Kasepuhan XIV Cirebon), Syaifuddin (Wakil Ketua MPR RI), serta alumni Gontor dari berbagai daerah Jawa, dan luar Jawa.
Menag mengatakan, rencana keputusan pemerintah tentang kenaikan BBM, sebenarnya bukan perkara yang mudah, bukan perkara gampang untuk diterima. Rencana itu susungguhnya rencana yang sangat menyakitkan, karena kenaikan BBM menyangkut berbagai aspek kehidupan di masyarakat. "Jadi keputusan BBM itu, bukan keputusan yang meyenangkan bagi pemerintah, melainkan keputusan yang menyakitkan," jelas Menag.
Menurut Menag, menaikan harga BBM merupakan jalan yang serba dilematis, tapi karena pembangunan harus berjalan, perekonomian harus di maintime dan masih banyak pertimbangan lainnya. Maka tidak ada jalan lain, kecuali harus menaikan harga BBM. "Pemerintah sadar akan hal kebutuhan di masyarakat," jelasnya.
Kalaupun rencana itu terjadi, kata Menag, ada konsekwensinya yang harus dilakukan pemerintah, yaitu meratanya pendidikan universal 12 tahun keatas. Kalau sekarang dana bos sudah merambah pada tingkat SD, SMP, SMA, maka, kedepan bos harus juga dinikmati oleh siswa MI, MTs dan Aliyah. "Itu permintaan saya yang pertama kepada Presiden," ujarnya.
Kedua, mengurangi beban masyarakat, melalui peningkatan jumlah beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan rakyat miskin, yang semula beasiswa perorang satu juta delapan ratus, nanti berubah menjadi tiga juta rupiah. "Alhamdulillah, permintaan saya sudah di setujui Presiden," terang Menag.
Bahkan kata Suryadharma, dalam peningkatan beasiswa nantinya, juga akan diberikan kepada mahasiswa, untuk program S1, S2 sampai S3 dan bagi mahasiswa di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, biaya subsidi BBM nanti bisa diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan lahan pertanian. "Saya kira itu lebih efektif, dan mengena daripada subsidi diberikan berupa uang," ungkapnya.
Kendati demikian, kalaupun rencana keputusan menaikan BBM terjadi, agar masyarakat menyikapi dengan penuh kearifan dan bijaksana, tidak menyikapi dengan keangkuhan dan marah. Apalagi melakukan aksi konyol dan anarkis. "Saya berharap itu tidak sampai terjadi," pungkas Menag. (Huda/Dumas).

Tidak ada komentar: